UNDIP, Salatiga (23/6/2025) – Sebagai upaya untuk meningkatkan respons terhadap situasi darurat dan krisis di UNDIP yang mungkin timbul di masa depan, Direktorat Jejaring Media, Komunitas, dan Komunikasi Publik Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar Workshop Penyusunan Buku Pedoman Komunikasi Krisis. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Grand Wahid, Salatiga, pada tanggal 23 Juni 2025 dengan mendatangkan pakar Komunikasi Krisis, Radityo Prabowo, MBA.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik, Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D., membahas mengenai komitmen UNDIP dalam membangun tata kelola komunikasi institusi yang tanggap dan bertanggung jawab di era digital ini.

“UNDIP melalui Bidang IV yang membawahi Komunikasi Publik, terus berkomitmen dalam membangun tata kelola komunikasi publik yang tanggap dan bertanggung jawab di era digital ini. Dengan penyelenggaraan workshop ini, UNDIP mengambil langkah strategis untuk merumuskan sistem komunikasi krisis yang strategis dan terstruktur,” ungkapnya.

Wakil Rektor IV menambahkan pentingnya penguatan penanganan komunikasi publik yang terkoordinir  terutama dalam menghadapi situasi-situasi krisis. “Dengan memastikan setiap informasi yang disampaikan secara bijak, kita tidak hanya menjaga reputasi akademik institusi, tapi juga melindungi publik dari disinformasi,” tambahnya.

Sementara, Direktur Jejaring Media, Komunitas, dan Komunikasi Publik UNDIP, Dr. Nurul Hasfi, S.Sos., M.A., menjelaskan bahwa kegiatan ini untuk merumuskan pedoman inti untuk memandu pimpinan dan tim komunikasi publik di Fakultas/Sekolah agar tidak salah mengambil langkah. “Kesatuan komunikasi dan aksi saat menghadapi krisis yang menjadi inti dari pedoman komunikasi krisis ini merupakan faktor terpenting dalam mencegah dampak negatif dari situasi krisis terhadap institusi”, tambahnya.

Adapun narasumber dalam kegiatan ini adalah Radityo Prabowo, praktisi, executive trainer dan akademisi di bidang komunikasi strategis PRecious Communications. Dalam paparannya, Radityo mengajak Tim Jejak belajar strategi perusahaan besar dalam menghadapi krisis.

Menurutnya, management komunikasi krisis bukan sebuah praktik yang memiliki rumus pasti, karena tiap kasus memiliki keunikan masing-masing. Penanganan tergantung pada berbagai situasi seperti stakeholders yang terlibat, konteks peristiwa, situasi politik dari kasus dan lain sebagainya.

“Mengelola Komunikasi krisis kadang membutuhkan ‘seni’. Komunikasi krisis harus dihadapi dengan sigap namun harus tenang. Respon terlalu cepat tidak selalu baik, namun kita juga tidak bisa mediamkan. Penyelesaian masalah kadang diselesaikan tidak dengan rumus tetap, namun melibatkan jaringan, kemampuan lobi dan lain sebagainya, tambahnya

Dalam workshop ini Radityo memberikan banyak komentar dan masukan terhadap draft pedoman komunikasi krisis yang menjadi embrio Buku Pedoman Komunikasi Krisis UNDIP. Buku pedoman diharapkan menjadi pedoman/ acuan dalam pengambilan keputusan yang cepat, tepat, dan proporsional di tengah krisis. Ke depan, pedoman ini mampu membawa UNDIP lebih siap dalam menghadapi ruang publik digital yang semakin dinamis. (Komunikasi Publik/ UNDIP/ Hanang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × 3 =